JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI)
organisasi Syiah di Indonesia, secara bulat mendukung pasangan calon
presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilu
presiden mendatang. Pasangan Jokowi-JK dinilai memiliki komitmen untuk
mendukung Bhinneka Tunggal Ika.
"Kalau di tempat kita (IJABI)
mungkin lebih saklek ke Pak Jokowi," kata Koordinator OASE (Organization
of Ahlulbayt for Social Support and Education), Emilia Renita Az usai
diskusi di Kantor Human Rights Working Group, Jakarta, Selasa
(10/6/2014).
Emilia mengatakan, OASE adalah salah satu sayap
organisasi dari IJABI. Dia menyatakan, keputusan dukungan kepada
Jokowi-JK merupakan murni hasil fatwa dari Ketua Dewan Syuro IJABI,
Jalaluddin Rakhmat, yang tak lain merupakan suami Emilia. Menurut dia,
keputusan mendukung Jokowi-JK dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
diambil karena beberapa pertimbangan.
Pertama, kata dia, PDI
Perjuangan merupakan partai politik yang kerap ditindas sepanjang
sejarah seperti yang dialami kelompok minoritas di Indonesia, termasuk
Syiah. Kedua, lanjut Emilia, PDI Perjuangan merupakan parpol yang
memiliki komitmen terhadap keberagaman di Indonesia, termasuk kepada
kelompok Syiah.
Dia mengatakan, suaminya yang juga beragama Islam
Syiah, Jalaluddin belum tentu diterima di parpol lain jika bukan di PDI
Perjuangan. "Suami saya juga jadi caleg PDI Perjuangan dan lolos ke
parlemen," ucapnya.
Alasan lainnya, ujar Emilia, adalah
keberadaan kelompok-kelompok intoleran yang berada di belakang Prabowo
Subianto dan Hatta Rajasa. Menurut dia, Jokowi-JK lebih menjanjikan
kehidupan beragama yang toleran dan kondusif dibanding Prabowo-Hatta.
kami kaum syiah sedang harap-harap cemas menunggu kesempatan momen
momen bersejarah di penghujung era akhir masa “kegelapan” kami ditanah
air.
Sepanjang pemilu di Indonesia, baik pemilu legislatif maupun
pemilu presiden, baru kali ini Syiah terang-terangan menyatakan
dukungannya. Bahkan, mereka tidak hanya mengatasnamakan Syiah secara
nasional, tetapi juga “melibatkan” restu dan dukungan syiah
internasional.
“Kami sudah dapat restu dari para ulama Syiah internasional untuk dukung Jokowi,” kata Emilia Renita
Emilia mengatakan saat ini, para pengikut Syiah di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta orang termasuk 800 orang pengurus.
Emilia berharap jika terpilih nanti, Jokowi bisa menyelesaikan konflik
antaragama yang saat ini semakin marak terjadi di beberapa daerah di
Indonesia.
Ormas Syi’ah di Indonesia, IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul
Bait Indonesia) secara tegas mendukung pasangan Capres-Cawapres
Jokowi-JK. Hal itu dilakukan karena pasangan Jokowi-JK akan memberikan
perlindungan dan kebebasan bagi warga Syi’ah untuk menyebarkan ajaran
agamanya.
Pasangan Capres dan Cawapres Jokowi-JK
“Kalau di
tempat kita (IJABI) mungkin lebih saklek ke Pak Jokowi,” kata
Koordinator OASE (Organization of Ahlulbayt for Social Support and
Education), Emilia Renita Az usai diskusi di Kantor Human Rights Working
Group, Jakarta, Selasa (10/6/2014), lansir kompas.com.
Emilia
mengatakan, OASE adalah salah satu sayap organisasi dari IJABI. Dia
menyatakan, keputusan dukungan kepada Jokowi-JK merupakan murni hasil
fatwa dari Ketua Dewan Syuro IJABI, Jalaluddin Rakhmat, yang tak lain
merupakan suami Emilia. Menurut dia, keputusan mendukung Jokowi-JK dan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diambil karena beberapa
pertimbangan.
Pertama, Emilia mengklaim PDI Perjuangan merupakan
partai politik yang kerap ditindas sepanjang sejarah seperti yang
dialami kelompok minoritas di Indonesia, termasuk Syi’ah. Kedua, lanjut
Emilia, PDI Perjuangan merupakan parpol yang memiliki komitmen terhadap
keberagaman di Indonesia, termasuk kepada kelompok Syi’ah.
Dia
mengatakan, suaminya yang juga beragama Islam Syiah, Jalaluddin belum
tentu diterima di parpol lain jika bukan di PDI Perjuangan. “Suami saya
juga jadi caleg PDI Perjuangan dan lolos ke parlemen,” ucapnya.
Alasan lainnya, Emilia menganggap mayoritas muslim Ahlussunnah wal
jama’ah yang intoleran telah bergabung bersama Prabowo Subianto dan
Hatta Rajasa
Keberpihakkan PDIP pada minoritas sudah tidak
diragukan lagi. Misalnya, jika kelompok Islam radikal menghajar syiah,
eh…PDIP malah pasang tokoh syiah terkemuka–Kang Jalal—sebagai calegnya.
Aksi bar bar primitif ala Sampang tidak mungkin terulang jika Jokowi jadi Presiden.
usuf Kalla : Tudingan Syiah Sesat itu Adalah Fitnah dari Wahabi
.
JK yang disangka sebagai sosok tokoh muslim memiliki anggapan bahwa
Wahabi adalah ajaran yang suka menyebarkan tuduhan dusta dan fitnah. Hal
ini dia katakan saat dijelaskan padanya tentang sesat dan bahayanya
ajaran Syi’ah. Terlihat jelas pembelaannya terhadap para pengikut
Abdullah bin Saba’.
“Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya
Syi’ah), ini hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi,” kata JK, seperti
disampaikan sumber terpercaya gemaislam.com, Ahad (18/5/2014).
Seperti diketahui, hubungan JK sebagai Ketua DMI (Dewan Masjid
Indonesia) cukup dekat dengan para ulama Syi’ah di Iran, bahkan DMI pada
tahun 2013 silam berencana akan kerjasama dengan Dewan Masjid Iran.
“Kami membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama
antara Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar
pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta,
Selasa (28/5/2013).
Ketika terjadi konflik Syiah Sampang JK juga
menolak jika penganut Syiah diminta bertobat, padahal sudah jelas-jelas
mereka menyimpang dari ajaran Islam, JK bahkan pada waktu itu
menjanjikan akan memfasilitasi penganut Syiah Sampang untuk bertemu SBY.
JK sebagai sosok tokoh muslim memiliki anggapan bahwa Wahabi adalah
ajaran yang suka menyebarkan tuduhan dusta dan fitnah. Hal ini dia
katakan saat dijelaskan padanya tentang sesat dan bahayanya ajaran
Syi’ah. Terlihat jelas pembelaannya terhadap para pengikut Abdullah bin
Saba’.
“Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini
hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi,” kata JK, seperti disampaikan
sumber terpercaya gemaislam.com, Ahad (18/5/2014).
Seperti
diketahui, hubungan JK sebagai Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia) cukup
dekat dengan para ulama Syi’ah di Iran, bahkan DMI pada tahun 2013 silam
berencana akan kerjasama dengan Dewan Masjid Iran.
“Kami
membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama antara
Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar
pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta,
Selasa (28/5/2013).
Ketika terjadi konflik Syiah Sampang JK juga
menolak jika penganut Syiah diminta bertobat, padahal sudah jelas-jelas
mereka menyimpang dari ajaran Islam, JK bahkan pada waktu itu
menjanjikan akan memfasilitasi penganut Syiah Sampang untuk bertemu SBY.
.
Selain menjabat Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ketua Palang Merah
Indonesia Muhammad Jusuf Kalla mengisyaratkan keberpihakannya pada
syiah. Ia menyatakan akan membantu memfasilitasi warga Syiah Sampang
bisa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
.
JK ditemui perwakilan warga Syiah. Mereka adalah warga pengungsi Syiah yang melakukan aksi gowes Surabaya-Jakarta
.
“Selepas shooting program jalan keluar tadi salah seorang penganut
Muslim Syiah meminta saya untuk memfasilitasi bertemu dengan SBY,” kata
Jusuf Kalla, Selasa 2 Juli 2013
.
Dalam akun twitternya,
mantan Wakil Presiden RI itu menyanggupi permintaan tersebut. Ia
menjanjikan akan segera mengkomunikasikan permintaan tersebut kepada
Presiden SBY
.
“Insya Allah segera akan mengkomunikasikan
permintaan tersebut dalam pekan ini, walau kita tahu beliau sudah punya
kesibukan yang sudah diagendakan,” kata Kalla
.
Tak lupa
Kalla berpesan kepada penganut Syiah bahwa dalam hal toleransi harus
timbal balik. Toleransi harus dua arah, dari mayoritas ke minoritas, pun
sebaliknya dari minoritas ke mayoritas. Menurutnya, Indonesia adalah
negara paling toleran.
“Semoga kita semua bisa saling menghormati dan menjaga kedamaian di negeri yang kita cintai ini,” ujarnya.
Koordinator Biro Hukum Ahlulbait Indonesia Hertasning Ichlas
membenarkan perwakilan warga Syiah Sampang bertemu Jusuf Kalla di studio
Kompas TV. “Iya tadi jam dua siang. Tapi aku tidak ikut,” kata Herta.
Para pegowes, pada pagi sebelumnya, juga telah bertemu Anggota Dewan PertimbangN Presiden Albert Hasibuan di kantornya.
Sepuluh warga Syiah Sampang melakukan aksi gowes dari Surabaya menuju
Jakarta melalui pantai utara Jawa. Mereka membawa pesan dari
saudara-saudaranya di pengungsian untuk meminta perlindungan kepada
Presiden SBY.
--------------------------------
Syiah Internasional, Gay dan Waria dukung Jokowi
Hari Selasa (27/05/2014), komunitas waria dan gay di NTT nyatakan
mendukung Jokowi – JK jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019.
Hidayatullah.com—Pasangan Calon Presiden (Capres) Joko Widodo-Jusuf
Kalla mendapat dukungan dari Syiah internasional untuk memimpin
Indonesia ke depan lantaran dianggap memiliki karakter pluralis.
“Kami sudah dapat restu dari para ulama Syiah internasional untuk dukung
Jokowi,” kata Koordinator Oase Emilia Renita saat menghadiri Forum
Pemimpin Gereja-gereja Indonesia dukung Jokowi di Galeri Cafe Cikini
Jakarta, Jumat (30/05/2014) malam sebagaimana dikutip bisnis.com.
Pernyataan ini disampaikan Emilia Renita, yang juga istri kedua dari
tokoh Syiah Jalaluddin Rahmat ini mengklaim pengikut Syiah di Indonesia
diperkirakan mencapai 3 juta orang termasuk 800 orang pengurus. Oase
merupakan salah satu lembaga binaan Syiah bersama Ikatan Jamaah Ahlul
Bait Indonesia (IJABI) dan organisasi lainnya.
Sebelumnya, Joko
Widodo atau kerap dipanggil Jokowi juga mendapat dukungan waria
Indonesia. Ketua Forum Komunikasi Waria Se-Indonesia Mami Yulie
mengungkapkan ketertarikannya kepada Jokowi.
“Kami mendukung
Jokowi-JK. Keduanya sederhana. Apalagi Jokowi telah membuktikan
kepeduliannya terhadap masyarakat selama jadi Gubernur Jakarta,” kata
koordinator Waria, Mami Yulie kepada Tempo, Jumat, 30 Mei 2014.
“Intinya, sampai saat ini kami kaum waria Indonesia punya 80% dukungan untuk Jokowi-JK,” ujar Yulie.
Gay NTT
Hari Selasa (27/05/2014), komunitas waria dan gay di NTT nyatakan
mendukung Jokowi – JK jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019.
Dukungan itu disampaikan saat bersama kelompok Perempuan Sehati Sesuara
(Persehati) NTT mendeklarasi mendukung Jokowi – JK di Taman Nostalgia
Kupang.
Sebelumnya, bulan Januari lalalu, ratusan waria sempat
turun ke jalan, ikut dalam pawai yang digelar Sekretariat Nasional Joko
Widodo (Seknas Jokowi) mendukung Jokowi menjadi calon presiden dalam
Pilpres 2014.
Pawai dimulai dari patung kuda depan Gedung Bank
Indonesia, Jalan MH Thamrin, hingga Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya
di sebelah Gedung UOB Plaza, Jalan Jenderal Sudirman.
Kalangan Waria mendukung Jokowi jadi presiden
Aksi pawai ini dimeriahkan dengan beragam atraksi, seperti musik trompet, rebana, juga kesenian tradisional reog ponorogo.
Akun Twitter Megawati Institut @megainstitute sempat menyebutkan bahwa
Emilia Renita adalah salah satu presidium Jokowers, relawan pendukung
Jokowi-JK. Tak hanya itu, Jalaluddin Rakhmat tercatat sebagai caleg
terpilih PDIP.*
--------------------------
Jusuf Kalla, Ar-Rajjal Sang Pembela Nabi Palsu Ahmadiyah & Syiah
Hartono Ahmad Jaiz: Cawapres Jusuf Kalla dan Ar-Rajjal Sang Pembela Nabi Palsu
Jusuf Kalla punya peran besar dalam membela pengikut nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad (India, 1835-1908) yang disebut Ahmadiyah.
Ahmadiyah adalah aliran yang dinyatakan sesat bahkan kafir oleh para
ulama tingkat organisasi Islam dunia seperti Rabithah Alam Islami (Liga
Dunia Islam), dan para ulama di negeri-negeri Islam termasuk MUI di
Indonesia. Bahkan MUI sudah memfatwakan sesatnya Ahmadiyah sampai dua
kali, dan dinyatakan, pengikutnya murtad (keluar) dari Islam. Fatwa itu
sampai dua kali, pertama zaman MUI dipimpin Buya Hamka tahun 1980-an,
dan fatwa kedua pada tahun 2005.
Anehnya, Jusuf Kalla waktu jadi
Wakil Presiden, dia membela Ahmadiyah pengikut nabi palsu itu. Ini pada
hakekatnya sama dengan membela nabi palsu. Padahal, orang yang membela
nabi palsu telah diancam neraka oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan ancaman siksanya sangat dahsyat di neraka, hingga gigi
gerahamnya saja lebih besar daripada Gunung Uhud.
Imam Ibnu Katsir
dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah mengutip riwayat : Saef bin Umar
meriwayatkan dari Thulaihah dari Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata,
“Suatu hari aku duduk di sisi Rasulullah bersama sekelompok orang, di
tengah kami hadir Ar-Rajjal bin Anfawah. Nabi bersabda,
إن فيكم لرجلا ضرسه في النار أعظم من أحد
“Sesungguhnya di antara kalian ada seseorang yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari Gunung Uhud.”
Kemudian aku (Abu Hurairah) perhatikan bahwa seluruh yang dulu hadir
telah wafat, dan yang tinggal hanya aku dan Ar-Rajjal. Aku sangat takut
menjadi orang yang disebutkan oleh Nabi tersebut hingga akhirnya
Ar-Rajjal keluar mengikuti Musailamah (nabi palsu, red) dan membenarkan
kenabiannya. Sesungguhnya fitnah Ar-Rajjal lebih besar daripada fitnah
yang ditimbulkan oleh Musailamah.” Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Is-haq
dari gurunya, dari Abu Hurairah ra. (Lihat buku Hartono Ahmad Jaiz,
Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta,
mengutip Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, Maktabah Al-Ma’arif ,
Beirut, juz 6 halaman 323-326)
Peran yang sangat berbahaya terhadap
Islam yang dilakukan Ar-Rajjal dengan membela nabi palsu Musailamah
Al-Kaddzab dan telah diancam dengan neraka dan siksa sangat dahsyat itu
kini justru ditirukan orang. Di antaranya adalah Jusuf Kalla yang kini
diusung oleh partai PDIP. Jusuf Kalla dipasangkan sebagai cawapres
(calon wakil Presiden) mendampingi Jokowi capres.
Peran
Jusuf Kalla dalam membela Ahmadiyah (pengikut nabi palsu) itu jelas
nyata pada tahun 2008 ketika Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden.
Sebagaimana tergambar dalam buku "Cerita Azra; Biografi Cendekiawan
Muslim Azyumardi Azra", halaman 124 yang diterbitkan Pernerbit Erlangga
pada 2011 lalu.
"Pada suatu pagi, terdengar kabar bahwa tiga pihak,
Departemen Agama, Kejaksaan Agung dan Polri sepakat memaklumkan
Ahmadiyah sebagai organisasi terlarang," lanjut Andina di halaman yang
sama.
Mendengar berita itu, Mardi, langsung datang ke ruang kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menyampaikan perkembangan ini.
Atas laporan Mardi, tulis Andina (penulis buku tersebut, red), Wapres
langsung menelpon petinggi-petinggi terkait, dan juga Ketua MUI KH
Ma'ruf Amin, untuk menyatakan bahwa kesepakatan menyatakan Ahmadiyah
sebagai organisasi terlarang adalah melanggar konstitusi.
Menurut
Azuymardi, jika Ahmadiyah dinyatakan sebagai organisasi ilegal, maka
para anggota atau jemaahnya boleh diperlakukan seperti anggota PKI pasca
persitiwa 30 September 1965. "Ini jelas melanggar UUD 1945 dan HAM."
Akhirnya, pemerintah benar-benar tidak secara tegas melakukan
pelarangan dan pembubaran terhadap organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia
(JAI) seperti tuntutan umat Islam Indonesia saat itu.
Pada
akhirnya maklumat tidak jadi diberlakukan. ("Cerita Azra; Biografi
Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra", halaman 124 yang diterbitkan
Pernerbit Erlangga pada 2011 lalu, sebagaimana dikutip si online).
Menodai Kesucian Kota Suci Makkah
Dengan gagalnya pelarangan Ahmadiyah atas jegalan yang dilakukan Jusuf
Kalla itu timbul keluhan, Indonesia negeri terbesar sedunia jumlah umat
Islamnya, ternyata justru memberi kesempatan untuk menodai kesucian Kota
Suci Makkah.
Dalam beberapa kesempatan, ketua MUI Ahmad Khalil
Ridwan berpidato prihatin, akibat tidak dilarangnya Ahmadiyah, berarti
Indonesia berperan menodai kesucian Kota Suci Makkah. Karena Ahmadiyah
yang sejatinya dilarang masuk ke Makkah, (karena kafir, sedang orang
kafir dilarang masuk kota suci Makkah), ternyata Ahmadiyah tidak jadi
dilarang di Indonesia, hingga kemungkinan dapat juga datang ke Makkah.
Khalil merasa berdosa sekali, sebagai orang Muslim bangsa Indonesia yang
merupakan jumlah terbesar umat Islamnya namun justru berperan menodai
kota suci Makkah.
Pidatonya itu tanpa menyebut bahwa itu gara-gara
tingkah Jusuf Kalla yang ketika jadi Wakil Presiden mengganjal akan
dilarangnya Ahmadyah di Indonesia, atas desakan dedengkot liberal di UIN
Jakarta, Azyumardi Azra.
Kini keprihatinan Umat Islam itu ditambah
lagi dengan dicalonkannya Jusuf Kalla sebagai cawapres mendampingi
capres Jokowi oleh PDIP.
Demikian penjelasan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz kepada voa islam melalui email.
Jusuf Kalla : Tudingan Syiah Sesat itu Adalah Fitnah dari Wahabi
Selain menjabat Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ketua Palang Merah
Indonesia Muhammad Jusuf Kalla mengisyaratkan keberpihakannya pada
syiah. Ia menyatakan akan membantu memfasilitasi warga Syiah Sampang
bisa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
JK ditemui perwakilan warga Syiah. Mereka adalah warga pengungsi Syiah yang melakukan aksi gowes Surabaya-Jakarta.
“Selepas shooting program jalan keluar tadi salah seorang penganut
Muslim Syiah meminta saya untuk memfasilitasi bertemu dengan SBY,” kata
Jusuf Kalla, Selasa 2 Juli 2013.
Dalam akun twitternya, mantan Wakil
Presiden RI itu menyanggupi permintaan tersebut. Ia menjanjikan akan
segera mengkomunikasikan permintaan tersebut kepada Presiden SBY. “Insya
Allah segera akan mengkomunikasikan permintaan tersebut dalam pekan
ini, walau kita tahu beliau sudah punya kesibukan yang sudah
diagendakan,” kata Kalla.
Diberitahu tentang pelarangan Ahmadiyah,
Jusuf Kalla sebut sebagai melanggar konstitusi. Disebutkan sesatnya
Syi’ah, malah disebut sebagai fitnah dari Wahabi.
"Semua ini tidak
benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini hanya fitnah dan tuduhan dari
Wahabi," kata JK di kantor Dewan Masjid Indonesia, Minggu lalu
(18/5/2014).
Hubungan JK sebagai Ketua DMI (Dewan Masjid
Indonesia) cukup dekat dengan para ulama Syi’ah di Iran dan DMI pada
tahun 2013 sudah berencana akan kerjasama dengan Dewan Masjid Pemerintah
Iran.
"Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini
hanya fitnah dan tuduhan dari Wahabi," kata JK, seperti disampaikan
sumber terpercaya gemaislam.com, Ahad (18/5/2014).
Seperti
diketahui, hubungan JK sebagai Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia) cukup
dekat dengan para ulama Syi’ah di Iran, bahkan DMI pada tahun 2013 silam
berencana akan kerjasama dengan Dewan Masjid Iran.
“Kami
membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama antara
Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar
pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta,
Selasa (28/5/2013).
Diberitahu tentang pelarangan Ahmadiyah,
Jusuf Kalla sebut sebagai melanggar konstitusi. Disebutkan sesatnya
Syi’ah, malah disebut sebagai fitnah dari Wahabi
Innalillahi wa inna
ilahi rojiun. Inikah wala dan bara JK sebagai ketua Dewan Masjid
Indonesia yang kebanyakan programnya membenahi sound system masjid dan
membela aliran sesat? [adivammar/voa-islam.com]
======================
* Sumber :
cek dulu http://mchozin.com/update/anies-baswedan-syiah/
BalasHapusBONUS SAHUR & NGABUBURIT BARENG POKERAYAM
BalasHapus|POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10|
Terima SEMUA BANK DI INDONESIA
BANK NASIONAL + BANK DAERAH |
OVO N GOPAY? Bisa!! Buruan
WhastApp : 0812-9608-9061
Lnk : WWW. POKERAYAM. TOP