Oleh Azzam Mujahid Izzulhaq
Jika engkau mengira bahwa investasi asing itu adalah mereka datang bawa uang, mendirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, lalu bagi hasil secara adil dengan Indonesia, engkau sepertinya masih bermimpi.
Karena faktanya, para investor asing itu tidak pernah membawa uang. Uang untuk menjalankan usaha adalah hasil 'pinjaman' dari bank asing yg ada di Indonesia dan atau bank nasional yg sahamnya sudah menjadi milik asing. Jadi ya uang rakyat Indonesia juga.
Lalu mereka memilih modal berupa bahan baku pun kebanyakan dari negara mereka. Contoh saja, di perusahaan milik Amerika yg saya lihat dengan mata kepala sendiri, perangkat komputer yg mereka gunakan built up dengan merk DELL, mobil operasional dengan merk FORD, mengasuransikan karyawannya ke PRUDENTIAL (lalu Prudential memberikan kredit ke perusahaan itu kembali, jadi sebetulnya ini adalah lingkaran kapitalis mereka) dan lain sebagainya sampai gantungan kunci saja bukan 'made in Indonesia'. Untuk gantungan kunci saja mereka yg bawa. Ketika ditanya kenapa, ini sudah profesional penunjukannya dan bla bla bla. Pret....
Apa yg didapat oleh Indonesia? Sedikit pajak dan royalti serta sedikit penyerapan tenaga kerja. Pajak yg seringkali telat dibayarkan, royalti yg tidak sesuai serta tenaga kerja yg dibayar murah. Keren kan?
Contoh lagi, perusahaan kecap FM menggaji karyawannya yg di Amerika Utara sebesar USD 10.70 per jam. Dengan level yg sama, tanggung jawab dan beban kerja yg sama, FM menggaji karyawannya yg di Indonesia sebesar USD 0.98 per jamnya. Padahal, gaji karyawan yg di Amerika Utara itu dicover dari produksi kecap di pabrik Indonesia. Miris kan?
Ada lagi, perusahaan sandal jepit yg ada di Indonesia rata-rata memproduksi sendal jepit tanpa merk. Dengan begitu dia bisa membayar upah buruhnya dengan sangat murah. Contoh, sandal jepit merk R membayar upah buruhnya sebesar USD 2.46 per hari untuk target 100 pasang sendal jepit selesai diproduksi oleh satu orang. Berapa harga sepasang sendal jepit itu di pasaran dunia? USD 100! Edyan!
So, bangga dengan banyaknya investor asing berdatangan ke Indonesia? Come on, berpikir ulang dong. Cek saja, berapa keuntungan Indonesia dari investasi asing yg sudah ada? Menguntungkan? Sayangnya tidak!
Berapa cadangan logam mulia yg dimiliki oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas keuangan negara? Berapa cadangan logam mulia yg dimiliki Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas keuangan mereka? Bagaikan langit dan bumi. Padahal, logam mulia yg dimiliki mereka adalah hasil dari kekayaan alam Indonesia, yg digali oleh buruh-buruh Indonesia, atas keringat darah dan air mata anak-anak Indonesia.
Itulah sebabnya, saya tidak bangga saat semakin banyak perusahaan asing menanamkan 'modal'nya di Indonesia. Sama sekali tidak.
Sumber tulisan: https://www.facebook.com/azzam.izzulhaq/posts/10202912609361176
1000% Setuju!
BalasHapus