PEDULI FAKTA

Twitter @PeduliFakta

Home · Komunisme · Tokoh · LIberalisme · Terorisme · Video

Pola Sekulerisasi Turki Dengan Pola Menghancurkan Indonesia

"Membersihkan Islam dari campur tangan politik."

Slogan di atas sekilas adalah mungkin bermakna memurnikan Islam, atau upaya mengembalikan Islam kepada keasliannya (ashalah-nya). Dan tafsir ini memang yg dikehendaki untuk berkembang di masyarakat awam. Padahal, tafsir si pembuat slogan di atas berbeda. 

Mustafa Kemal Ataturk (mantan panglima perang kekhalifahan Turki Utsmani di wilayah Anatolia pada Perang Dunia I antara Kehalifahan Utsmani dan Jerman melawan Inggris, Yunani dan Rusia) yg membuat slogan di atas. Dasar tujuannya adalah memisahkan Islam dengan politik (baca: negara/kekuasaan).

Lalu, untuk mewujudkan impiannya membangun Turki yg modern apakah Ataturk menggunakan cara-cara yg kasar? Revolusi atau kudeta misalnya? Tidak.

Ataturk muncul pada awalnya adalah sebagai 'orang biasa'. Ia kemudian bergabung dengan militer kekhalifahan Utsmani. Gaya kepemimpinannya yg khas, revolusioner, berani, ahli strategi perang dan lainnya, menjadikan karirnya di militer mengalami kecemerlangan. Ia adalah sosok yg menonjol, sehingga rakyat Turki Utsmani saat itu memandang dia sebagai tokoh yg fenomenal.

Ternyata, kefenomenalannya bukan sebuah hal yg alami. Fenomenalnya Ataturk ternyata by designed. Setidaknya, Inggris dan Yahudi-lah yg meng-create seorang Mustafa Kemal Ataturk untuk kemudian menjadi duri dalam daging kekhalifahan Turki Utsmani saat itu.

Masih ingat tentang pernyataan Sultan Abdul Hamid II terhadap permintaan Hertzl (Bapak Zionisme Internasional) dan Inggris untuk menyerahkan wilayah Palestina? Bahkan ia ditawari uang sebesar 150 juta dinar emas (sekitar 270 Trilyun Rupiah), ditawarkan mengenai pelunasan 'hutang negara' yg cukup besar saat itu, juga pendirian Universitas Daulah Utsmaniyah di Palestina dan bantuan armada laut. Ya, jawaban Sultan Abdul Hamid II adalah sebagai berikut:

"Sesungguhnya andaikata tubuhku disayat-sayat dengan pisau atau salah satu anggota badanku dipotong maka itu lebih aku sukai dari pada aku perkenankan kalian tinggal di bumi Palestina yang merupakan negara kaum muslimin. Sesungguhnya bumi Palestina telah direbut dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sungguh Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada agama Islam selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah para leluhurku dengan aib ini".
Kemudian Sultan Abdul Hamid II melanjutkan, "Simpanlah uangmu itu hai Hertzl! Jika Abdul Hamid telah mati, maka kalian akan mendapatkan negeri Palestina dengan cuma-cuma".

Ternyata, jawaban Sultan Abdul Hamid II kepada Hertzl membuat ia gerah. Kemudian ia bersumpah akan menghilangkan Kekhalifahan Turki Utsmani (baca: Islam) dengan cara apa pun.

Setelah dengan cara kekerasan dan peperangan mengalami kegagalan, Hertzl menggunakan cara spionisasi dan penghancuran dari dalam. Dijadikanlah tokoh fenomenal baru yg sedang naik daun, Mustafa Kemal Ataturk sebagai 'boneka'nya.

Mulailah upaya penghancuran kekhalifahan Turki Utsmani (baca: Islam) dengan cara-cara sebagai berikut:


1. Kriminalisasi terhadap Sultan Abdul Hamid II selaku pemimpin ummat Islam sedunia. Sultan Abdul Hamid difitnah sebagai koruptor, tukang kawin, diktator dan lain sebagainya. Upaya kriminalisasi ini dilakukan dengan gencar memberitakan fitnah melalui koran-koran pada zamannya saat itu.
2. Perekayasaan sejarah Islam terutama sejarah kekhalifahan Turki Utsmani. Dan rekayasa sejarah ini dibagikan secara masiv berupa buku bacaan yg disebar di seluruh negeri muslim saat itu.
3. Menyebarkan citra buruk terhadap Islam. Bahwa Islam itu adalah identikndengan kekerasan dan lainnya. Sehingga masyarakat awam terpedaya bahwa agama adalah tidak penting, yg penting adalah bukti 'kebaikannya' di masyarakat.
4. Dimunculkan paham liberal yg membenarkan semua agama yg berkedok toleransi, hak asasi manusia dan lainnya.
5. Mengidentikkan Islam dengan Arab. Sehingga dijadikan opini umum bahw Islam adalah Arab dan Arab adalah Islam. Selanjutnya dihembuskan bahwa kebiasaan buruk masyarakat Arab adalah merupakan ajaran Islam.
6. Masyarakat dijauhkan dari nilai-nilai keislaman. Sekolah-sekolah agama dianggap tidak modern dan ketinggalan zaman. Sementara sekolah-sekolah liberal yg menghilangkan simbol bahkan pelajaran agama disebut sebagai sekolah modern.
7. Dimunculkan tokoh dari 'beragama Islam' namun tidak berpemikian Islam.
8. Penguasaan media/pers. Jika pers orang-orang kafir di Eropa berbicara, maka pers-pers di Kairo harus menyuarakan seperti itu juga.
9. Mengeluarkan stigma bahwa antara politik dan kekuasaan tidak ada hubungan atau tabu jika bergandengan dengan Islam. Islam adalah sakral, yg hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan saja.
10. Dan lain sebagainya.

Dan hasilnya, perlahan namun pasti, kekuatan politik Islam melemah. Puncaknya, tahun 1923 Mustafa Kemal Ataturk pun berhasil 'merebut' tampuk kekuasaan Turki saat itu. Dan setahun kemudian, kekhalifahan Turki Utsmani sebagai representasi kepemimpinan umat. Islam sedunia pun runtuh. Dan sudah bisa ditebak kemudian, Palestina pun jatuh ke tangan Zionis dan segera mendeklarasikan negara Israel.

Apa hubungannya dengan Indonesia? Jika kita mau jujur dan memperhatikan, apa yg sedang dialami oleh ibu pertiwi, terutama umat Islam bangsa Indonesia saat ini adalah bahwa kita sedang dalam skenario global yg sama persis dengan proses sekulerisasi Turki tahun 1900-an dulu.

Kita ingat banyak tokoh Islam Indonesia dikriminalisasi dengan korupsi, kekerasan, perkawinan dan lainnya. Lembaga dan organisasi-organisasi Islam dicekoki dengan ego organisasi dan atau penghancuran citranya. Penguasaan media ditambah dengan rekayasa berita. Dimunculkannya tokoh-tokoh boneka yg mendadak 'pro rakyat' dan seterusnya dan seterusnya. Skenarionya sama persis kan?
Pertanyaannya kemudian adalah apakah ini adalah kebetulan? 

1 Komentar untuk "Pola Sekulerisasi Turki Dengan Pola Menghancurkan Indonesia"