HARI ini hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko.
Beliau saya pinjamkan tempat duduk dari dalam toko. Masih penuh gerobaknya dengan buah-buah tertata rapi.
Kulihat dari dalam toko beliau membuka buku kecil. Rupanya sebuah alquran. Beliau begitu tekun dengan Al-Qurannya.
Sampai jam setengah 11 hujan tak kunjung berhenti.
Saya mulai risau karena sepi pembeli.
Saya keluar sekadar memberikan air minum kemasan dan beberapa butir kurma.
Tidak ada sedikitpun raut gelisah terlihat di wajahnya.
“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” Kataku sambil menatap gerobaknya. “Masih banyak banget.”
Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.
“Aamiin,” kataku.
“Kalau gak abis gimana, Pak?” tanyaku penuh iba…
“Ya.. Kalau gak abis ya risiko, Bu… Kalau yang gak bisa sampai besok
kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga juga seneng
daripada kebuang. Kalau kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus
bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya
tersenyum.
“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.
“Ya Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak
berdoa dan meminta sesuatu sama Allah. Kan kalau hujan waktu mustajab
buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum. “Dikasih kesempatan berdoa
juga kan rejeki, Bu…”
“Terus kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.
“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rejeki, Bu… Saya
bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya
syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, bertahun tahun saya jualan rujak belum
pernah sampai kelaparan.
“Pernah gak dapat uang sama sekali, tau
tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa
makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil
memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.
“Mumpung hujannya
rintik, Bu… Saya bisa jalan .. Makasih yaa ,Bu…” katanya sambil menutup
badannya dengan plastik dan membuka payung yang menempel di grobaknya.
Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan
datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan
nikmat yang ada di depan mata.
Tiba-tiba hati yang tadinya gundah menjadi ceria, mumpung masih hujan … Masih ada kesempatan dapat berdoa di waktu mustajab.
Makasih buat pelajaran hari ini yaa bapak penjual rujak semoga ilmu
yang bermanfaat ini juga bisa memberikan manfaat buat orang
banyak...Aamiin
Belum ada komentar untuk "Belajar soal Rezeki dari Kakek Penjual Rujak"
Posting Komentar