PEDULI FAKTA

Twitter @PeduliFakta

SEJARAH HITAM KOMPAS MENGHINA UMAT ISLAM

Media yang digawangi kalangan Katholik ini memang gemar melakukan penipuan kepada masyarakat lewat berita-beritanya. Pemelintiran dan manipulasi berita kerap dilakukan untuk menggiring opini.

Salah satu korban yang kerap menjadi obyek "bullying" Kompas adalah FPI, bahkan pada 25 Desember 2014 tahun lalu, kompas menurunkan berita kalau FPI ikut menjaga gereja di wilayah Jawa Barat.

Pada tahun 2012 kompas juga memposting berita fitnah kalau Laskar FPI Makkasar turut mengamankan menjaga sejumlah gereja pada perayaan hari natal 25 Desember.

FPI Sering menjadi sasaran target pemberitaan miring kompas, pada tahun 2002 saat di sejumlah darah umat berbondong-bondong membakar sejumlah tempat pelacuran dan perdagangan miras, karena di anggap meresahkan masyarakat setempat. kompas langsung menuding kalau gerakan itu dilakukan oleh FPI.

Kali ini kompas kembali melecehkan Islam, pada Senin 27 April 2015 lalu, situs berita Kompas.com telah memuat tulisan berjudul “Kehidupan Rahasia Sultan Brunei dari Seks, Dusta, dan Hukum Syariah”.

Isi berita nya itu terang-terangan memojokkan Sultan Brunei Darussalam dan melcehkan syariat Islam yang diterapkan di negeri itu. Artikel itu menggambarkan kehidupan pribadi Sultan Brunei yang ditulis justru jauh dari syariat.

Bukan kali ini aja sejarah kompas menhina Islam, tepat di tahun 1990, wartawan senior Kompas Arswendo Atmowiloto, secara sengaja melakukan penistaan terhadap Islam. Melalui Tabloid Monitor binaan Kompas Gramedia Group, melancarkan hinaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kasus pelecehan tersebut kemudian dikenal sebagai "SKANDAL KEJAHATAN KOMANDO PASTOR (KOMPAS)". Kemudian menyeret Arswendo Atmowiloto yang merupakan kader jurnalis binaan bos Kompas Jakob Oetama mendekam di penjara. Arswendo Atmowiloto pada saat itu menjabat selaku Pemred Tabloid Monitor. Kasus ini tidak pernah dilupakan oleh ummat Islam.

Kompas merupakan jaringan pers dari perpanjangan kepentingan kelompok konglomerat aseng -asing dan menjadi representasi aspirasi ummat Katolik di Indonesia. Kehadirannya sering kali berupaya menyudutkan ummat Islam.

Serangkaian isu dan opini acap kali dihembuskan oleh Kompas untuk menggiring ummat Islam pada alur kepentingan mereka. Pembelaan Kompas kepada Jokowi menjelang Pilpres 2014 terlihat begitu gencar dan kasatmata.

Dan lagi-lagi, Arswendo Atmowiloto sang penghina Nabi tersebut tampil melontarkan pernyataan bahwa: "Jokowi adalah anugerah Tuhan...". Sebuah isyarat untuk membangkitkan konsolidasi politik ummat minoritas bersatu memenangkan Jokowi.

Tak hanya Arswendo Atmowiloto, tapi salah satu misionaris yang dibesarkan oleh Kompas, Franz Magnis Suseno bahkan melancarkan ancaman:

"Bila Jokowi tidak jadi presiden maka Indonesia akan rusuh...".

Luar biasa, para dedengkot Katolik tersebut saling bahu-membahu berserikat membela Jokowi secara sporadis.

Kini Jokowi sudah menjadi Presiden dan semua itu tidak lepas dari peran besar jaringan Kompas dan misionaris Katolik. Selanjutnya Kompas mulai gencar mendongkrak Ahok untuk tampil memimpin Jakarta.

Pembelaaan Kompas terhadap Ahok adalah bagian dari skenario untuk melanggengkan misi politik misionaris Katolik dan konglomerat Aseng menguasai negeri ini. Agenda busuk itu makin bergulir dan mulai dipahami oleh kaum muslim. Maka waspadalah !

Ayo Boikot Kompas..!!!

Label artikel Arswendo dan kumpul kebo | Bagaimana Media Massa Menggiring Opini Publik? | Kebusukan Media | Peduli Fakta judul SEJARAH HITAM KOMPAS MENGHINA UMAT ISLAM...By : PEDULI FAKTA
Ditulis oleh: Unknown - Minggu, 17 Mei 2015

1 Komentar untuk "SEJARAH HITAM KOMPAS MENGHINA UMAT ISLAM"

  1. Sudah dari dulu begitu...tapi anehnya kesadaran umat muslim untuk embargo masih belum terlihat

    BalasHapus