PEDULI FAKTA

Twitter @PeduliFakta

Buramnya Mata Najwa… Ketika Metro TV Jadi Alat Kampanye Ahok

Belajar dari pengalaman, jika memilih pilihlah yang muslim dibandingkan non-muslim, jika anda memegang pendapat ulama yang boleh ikut memilih pada keadaan tertentu
_______________________________
Buramnya Mata Najwa… [Ketika Metro TV Jadi Alat Kampanye Ahok]
Oleh: Firdaus Cahyadi
Blogger, Pemerhati Media

Islamedia – Saya termasuk penggemar acara Mata Najwa di Metro TV. Acara Mata Najwa adalah sebuah talk show yang kritis. Apalagi pemandunya adalah Najwa Shihab, perempuan yang cerdas dan seringkali membuat narasumbernya kehabisan jawaban saat dikejar pertanyaan olehnya.

Namun, kemarin malam (7/10), saya agak kaget melihat Mata Najwa dengan tema, “Para Penantang Ahok”. Semula saya memperkirakan di acara talkshow itu akan terjadi perbincangan yang lebih substantif terkait kebijakan-kebijakan Ahok sehingga beberapa orang memilih menjadi penantangnya.

Semula saya juga menduga bahwa persoalan-persoalan yang selama ini mendapat perlawanan dari publik, seperti; pembangunan 6 jalan tol dalam kota, reklamasi pantai utara Jakarta, Proyek Giant Sea Wall, penggusuran warga miskin kota, penanganan banjir, sampah akan menjadi perbincangan seru di talkshow itu. Karena dugaan itulah, saya sengaja menunda makan malam hanya untuk menunggu acara ini.

Namun, dugaan saya salah. Kali ini Mata Najwa justru seperti menghindar dari diskusi-diskusi yang bisa mencerdaskan khalayak. Mata Najwa seperti menggiring talkshow kali ini hanya membahas figur Ahok dari sisi kesantunan dalam bicara dan isu etnis serta agama. Najwa Sihab tidak mengarahkan diskusi mengenai kebijakan Ahok yang kontroversial. Seakan selama ini pihak-pihak yang menantang Ahok tidak ada yang mempermasalahkan kebijakannya. Mereka menantang Ahok karena persoalan kesantunan dalam bicara dan perbedaan etnis serta agama.

Marco Kusumawijaya, salah satu pihak yang diposisikan sebagai penantang Ahok, sempat mengangkat persoalan-persoalan yang substansial dari kota Jakarta, seperti lingkungan hidup, budaya dan keterlibatan warga dalam pengambilan kebijakan. Namun, sayang Najwa Shihab tidak begitu tertarik menggali lebih dalam persoalan-persoalan substantif pengelolaan kota Jakarta itu.

Frame (Bingkai) yang dipakai dalam talkshow Mata Najwa kali ini adalah “Tidak Ada yang Salah dalam Kebijakan Ahok di Jakarta”.

Mata Najwa kali ini gagal menggali lebih dalam, tentang kebijakan Ahok yang mendorong pembangunan 6 tol dalam kota, padahal pembangunan tol baru justru akan merangsang penggunaan kendaraan bermotor pribadi, dan akhirnya akan menambah kemacetan serta polusi udara di Ibukota.

Mata Najwa kali ini gagal menggali lebih dalam, tentang kebijakan reklamasi dan proyek Giant Sea Wall dari sisi keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial.

Mata Najwa kali ini juga gagal menggali lebih dalam ritual penggusuran warga miskin kota yang justru dilestarikan oleh Ahok.

Dalam hati saya bertanya, kenapa Mata Najwa kali ini tidak kritis? Apakah buramnya Mata Najwa dalam episode, “Para Penantang Ahok”, terkait dengan santernya kabar bahwa Partai Nasdem siap dukung Ahok dalam Pilkada Jakarta? Entahlah.

Yang jelas pada episode ini Mata Najwa nampak buram dan tidak memberikan pencerahan ke khalayak. Mata Najwa kali ini lebih mirip acara kampanye Ahok untuk mempertahankan kekuasaannya daripada sebuah diskusi yang mencerdaskan. Sayang sekali…

Label artikel Anti Syiah | Kebusukan Media | Membongkar kebusukan tokoh tokoh liberal | Peduli Fakta | Quraish Shihab judul Buramnya Mata Najwa… Ketika Metro TV Jadi Alat Kampanye Ahok...By : PEDULI FAKTA
Ditulis oleh: Unknown - Kamis, 08 Oktober 2015

4 komentar untuk "Buramnya Mata Najwa… Ketika Metro TV Jadi Alat Kampanye Ahok"

  1. Saya sering memperhatikan gaya pembawa acara mata najwa.Cenderung menyudutkan orang yang diwawancarainya agar tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.Hal ini dalam komunikasi sepertnya kurang etis.Jadi acara tersebut seolah-olah seperti berada di pengadilan saja.Tanya jawab terus menerus secara monoton.Buat saya acara tersebut sama sekali tidak menarik tidak menarik sama sekali.GSR.

    BalasHapus
  2. Saya sering memperhatikan gaya pembawa acara mata najwa.Cenderung menyudutkan orang yang diwawancarainya agar tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.Hal ini dalam komunikasi sepertnya kurang etis.Jadi acara tersebut seolah-olah seperti berada di pengadilan saja.Tanya jawab terus menerus secara monoton.Buat saya acara tersebut sama sekali tidak menarik tidak menarik sama sekali.GSR.

    BalasHapus
  3. Hueheheheh... tenyata dia lebih menjunjung tinggi jabatan dan uang daripada kebenaran... kadal juga ....

    BalasHapus
  4. Yuk mari Join dan Main di ROYALQQ.POKER
    Pasti seru deh....
    Main dan menangkan Jackpot! RATUSAN JUTA RUPIAH bosq ^^

    BalasHapus