Al Huthoiah dan Az Zabarqon adalah dua orang penyair sangat terkenal di masa kekhilafahan Umar bin Khattab.
Ketika Al Huthoiah sering kali menyerang dan mengejek Az Zabarqon dan siapapun dengan syairnya yang tajam, Umar menegur dan melarangnya. Tapi ia terus melakukannya tetapi dengan cara halus yang tidak dipahami kecuali oleh penyair handal semisalnya.
Suatu hari Az Zabarqon mengadukan Al Huthoiah kepada Umar atas syairnya:
Tinggalkan kemuliaan itu, tak usah mencarinya.
Duduklah, karena engkaulah yang makan dan berpakaian.
Umar berkata: "Itu hanya teguran".
Az Zabarqon berkata: "Apakah hidupku ini hanya sebatas makan dan berpakaian? Demi Allah wahai amirul mu’minin, belum pernah ia menghina saya yang lebih menyakitkan dari ini".
Maka Umar pun harus bertanya kepada penyair handal Rasulullah yang masih hidup Hassan bin Tsabit. “Ya, bahkan ia telah membuang kotoran di atasnya,” jelas Hassan.
Umar memutuskan untuk memenjarakan Al Huthoiah agar menjaga kehormatan muslimin dari lisan buruknya itu.
Di penjara, Al Huthoiah bersyair untuk Umar:
Bagaimana menurutmu tentang anak-anak burung yang tinggal di Dzi Marakh
Bulunya tumbuh lembut di sekitar tembolok, tak ada air dan tak ada pohon
Kau lemparkan pencari makannya di lubang yang gelap
Maafkanlah, bagimu keselamatan Allah, wahai Umar
Karena kasihan, Umar mengeluarkannya dari penjara dan mewanti-wantinya agar tidak lagi menghina siapapun dengan syairnya. Al Huthoiah berkata: "Kalau begitu keluargaku akan mati kelaparan".
(Karena mereka bersyair utk mencari uang)
Mendengar itu, Umar memberikan kepadanya 3000 Dirham (sekitar 180 juta Rupiah) dengan perjanjian agar ia berhenti bersyair yang mencederai kehormatan orang lain.
Dan Al Huthoiah pun berhenti.
Terlalu mahal kehormatan muslimin untuk dicederai!!! Berapapun harga perlindungannya, mari kita beli.
Jangan justru menjadi penyebab cederanya kehormatan saudara.
Keselamatan untukmu, wahai Umar...
#budiashari
Ketika Al Huthoiah sering kali menyerang dan mengejek Az Zabarqon dan siapapun dengan syairnya yang tajam, Umar menegur dan melarangnya. Tapi ia terus melakukannya tetapi dengan cara halus yang tidak dipahami kecuali oleh penyair handal semisalnya.
Suatu hari Az Zabarqon mengadukan Al Huthoiah kepada Umar atas syairnya:
Tinggalkan kemuliaan itu, tak usah mencarinya.
Duduklah, karena engkaulah yang makan dan berpakaian.
Umar berkata: "Itu hanya teguran".
Az Zabarqon berkata: "Apakah hidupku ini hanya sebatas makan dan berpakaian? Demi Allah wahai amirul mu’minin, belum pernah ia menghina saya yang lebih menyakitkan dari ini".
Maka Umar pun harus bertanya kepada penyair handal Rasulullah yang masih hidup Hassan bin Tsabit. “Ya, bahkan ia telah membuang kotoran di atasnya,” jelas Hassan.
Umar memutuskan untuk memenjarakan Al Huthoiah agar menjaga kehormatan muslimin dari lisan buruknya itu.
Di penjara, Al Huthoiah bersyair untuk Umar:
Bagaimana menurutmu tentang anak-anak burung yang tinggal di Dzi Marakh
Bulunya tumbuh lembut di sekitar tembolok, tak ada air dan tak ada pohon
Kau lemparkan pencari makannya di lubang yang gelap
Maafkanlah, bagimu keselamatan Allah, wahai Umar
Karena kasihan, Umar mengeluarkannya dari penjara dan mewanti-wantinya agar tidak lagi menghina siapapun dengan syairnya. Al Huthoiah berkata: "Kalau begitu keluargaku akan mati kelaparan".
(Karena mereka bersyair utk mencari uang)
Mendengar itu, Umar memberikan kepadanya 3000 Dirham (sekitar 180 juta Rupiah) dengan perjanjian agar ia berhenti bersyair yang mencederai kehormatan orang lain.
Dan Al Huthoiah pun berhenti.
Terlalu mahal kehormatan muslimin untuk dicederai!!! Berapapun harga perlindungannya, mari kita beli.
Jangan justru menjadi penyebab cederanya kehormatan saudara.
Keselamatan untukmu, wahai Umar...
#budiashari
Label artikel Budi Ashari |
Motivasi |
Peduli Fakta
judul Berapapun Harga Kehormatanmu...By : PEDULI FAKTA
Ditulis oleh:
Unknown - Senin, 16 November 2015
Belum ada komentar untuk "Berapapun Harga Kehormatanmu"
Posting Komentar