Menyambung posting sebelumnya tentang "Simpang Siur Pelarangan Jilbab di Bali", berikut saya copy paste satu lagi pesan dari teman bernama Reza, yang dikirim ke inbox saya.
Semoga membuat kita lebih paham tentang situasi di Bali.
=====================
Assalamualikum Wr. Wb
Saya muslim yang tinggal di bali , ingin berbagi pengalaman sedikit. kasus Rasial itu memang ada. saya sendiri pernah menjadi korban rasisme agama di bali semasa SMA. tetapi saya anggap itu cuma "oknum".
Sebenarnya di bali sendiri masyarakatnya cukup toleran terutama orang orang berkasta rendah ( di bali masih menggunakan kasta kasta memang ) dan rata rata orang yang rasis itu orang orang yang berkasta tinggi contoh si arya ini, kastanya dia itu I Gusti.
Orang berkasta tinggi biasanya tidak hanya rasis terhadap non hindu kok, sesama hindu nya saja mereka kadang pilih kasih. yang kastanya rendah juga tidak jarang di pandang sebelah mata.
seperti kasus kasus mau masuk sekolah negri bila ada 2 anak yang NEM nya selisihnya kecil dan quota sisa 1. kalo yang kastanya lebih tinggi biasanya masuk.
ya seperti itu sih gambaran tentang bali. soal pelarangan Jilbab itu hanya terjadi di beberapa sekolah. dan di beberapa sekolah seperti di SMA N 2 Denpasar masalah tersebut sudah selesai dan murid di perbolehkan berjilbab.
Soal Bank Syariah dan sejenisnya saya sendiri belum up-date so far Bank Muamalat , BRI Syariah , Mandiri Syariah gedung nya berdiri megah di bali.
Terima kasih
-jonru-
Belum ada komentar untuk "Pelarangan Jilbab di Bali part ll"
Posting Komentar