PEDULI FAKTA

Twitter @PeduliFakta

Tampilkan postingan dengan label Said Aqil Siradj dan Bocah Kampung Bercerita Genderuwo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Said Aqil Siradj dan Bocah Kampung Bercerita Genderuwo. Tampilkan semua postingan

Kesesatan KETUM PBNU Sholat Bersama Iblis

(Bukti² penyimpangan dan kesesatan-bisa dikatakan kekufuran tingkat tinggi- ketua NU yang sekarang, yang terindikasi syi'ah nhc)

Said Aqil Siradj Bilang Malaikat Munkar Nakir Sampai Sekarang Belum Bisa Menanyai Gus Dur

Dalam video berikut ini pada menit ke 4.25 dan seterusnya Said Aqil Siradj bicara soal Gus Dur sebagai berikut:

https://youtu.be/lLwY4Eeeynw

Wahid Hasyim wafat punya putera di atas cerdas. Wahid Hasyim cerdas, puetranya sak nduwure ( di atas) cerdas, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, Gus Dur, yang sampai sekarang (Malaikat) Munkar Nakir belum bisa nanyain Gus Dur. Karena di dalam hadits shahih, orang mati dimasukkan ke liang kubur pengiringnya pulang, sunyi sepi, Munkar Nakir datang, tanya man rabbuka (siapa Tuhanmu) waman nabiyyuka (siapa nabimu) dan seterusnya. Gus Dur ga’ pernah sepi kuburannya, sampai sekarang Munkar Nakir masih ngantri nunggu kapan sepine aku tak (kapan sepinya aku akan ...) sampai sekarang belum bisa.itu.

Perkataan Said Aqil Siradj ketua Umum NU itu mari kita bandingkan dengan hadits Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits Imam Abu Daud:

حديث عثمان بن عفان رضي الله عنه قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ : ( اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ ) رواه أبو داود (3221) ، وصححه الألباني في أحكام الجنائز ص198 .

Hadits (dari) Utsman bin Affan Radhiallahu anhu, dia berkata,
“Biasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika selesai menguburkan mayat, beliau berdiri dan mengatakan,

( اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ ) (رواه أبو داود (3221) , وصححه الألباني في أحكام الجنائز ص 19)

“Mohonkan ampunan untuk saudara kalian. Dan mintakan baginya keteguhan, karena dia sekarang ditanya.” (HR. Abu Daud, 3221 dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Ahkamu Al-janaiz, hal. 198)/ http://islamqa.info/id/174715
Selain masalah berkata mengenai hal ghaib (yaitu malaikat) dengan akal-akalan yang menyelisihi hadits shahih, Said Aqil Siradj bicara pula tentang Iblis, dalam shalat.

Inilah beritanya.

***

Tidak Mau Merapatkan Shalat Seperti "Wahabi", Said Aqil Lebih Memilih Shalat Bersama Iblis (Video)

By: Syiah Indonesia on 10:05 AM

Syiahindonesia.com - Setelah menjabat menjadi Ketum PBNU, Said Aqil kembali menuai kontrovesi melalui ceramahnya yang menyatakan bahwa ia lebih senang apabila Syaitan atau Iblis ikut berjama'ah ketimbang mau merapatkan shaf dalam shalat berjama'ah.

Diantara alasan sikapnya itu adalah karena merapatkan shaf dalam shalat adalah ajaran "wahabi". Padahal, kalau kita tengok beberapa hadits Rasulullah saw, ada nash yang menyebutkan bahwa diantara kesempurnaan shalat adalah rapat dan lurusnya shaf dalam berjama'ah.

Berikut beberapa hadits tentang anjuran merapikan shaf dalam shalat berjama'ah:

سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

”Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk menegakkan sholat.”

Semakna dengannya, hadits Abu Hurairah -radhiallahu Ta’ala ‘anhu- dalam riwayat Al-Bukhary (722) dan Muslim (435),

Juga sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:

وَأَقِيْمُوْا الصَّفِّ فِي الصَّلاَةِ, فَإِنَّ إِقَامَةِ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَةِ

“Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat”.

Ulama Islam seperti Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan dua hadits diatas sebagai berikut:

Kosa Kata Hadits:

1. Sabda beliau [luruskanlah shaf-shaf kalian] yakni, lurus dan seimbanglah dalam bershaf sehingga kalian seakan-akan merupakan garis yang lurus, jangan salah seorang di antara kalian agak ke depan atau agak ke belakang dari yang lainnya, serta merapat dan tutuplah celah-celah kosong yang berada di tengah shaf.

2. Sabda beliau [termasuk kesempurnaan sholat], yakni penyempurna sholat. Sesuatu dikatakan sempurna jika telah sempurna seluruh bagian-bagiannya, sehingga satu bulan dikatakan sempurna jika harinya sudah genap 30.

3. Sabda beliau [sesungguhnya menegakkan shaf], yakni meluruskan dan menyeimbangkannya ketika hendak mendirikan shalat berjama’ah.

4. Sabda beliau [termasuk diantara baiknya sholat]. Ibnu Baththol menjelaskan bahwa “baiknya sesuatu” adalah kadar tambahan setelah sempurnanya sesuatu tersebut.

[Lihat: Fathul Bary (2/209), ‘Aunul Ma’bud (2/259), dan Faidhul Qodir (2/537) dan (4/115-116)]

Selain itu, ada juga hadits penguat yang menjelaskan akan keharusan merapatkan shaf dalam shalat berjama'ah, diantaranya:

أَقِيْمُوُا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّمَا تَصُفُّوْنَ بِصُفُوْفِ الْمَلاَئِكَةِ, وَحَاذُوْا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسَدُّوْا الْخَلَلَ وَلِيْنُوْا بِأَيْدِيْ إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ. وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya)”. HR.Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’iy dan lainnya. Dishohihkan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah (743)

Juga sabda beliau saw:

مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karenanya dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga”. HR.Ibnu Majah Al-Qozwini dalam Sunan-nya (1004). Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Muhammad Nashir Al-Albany -rahimahullah- dalam Shohih Sunan Ibnu Majah (1004) dan At-Ta’liq Ar-Roghib (1/335) cet. Maktabah Al-Ma’arif , tahun 1421 H.

Dengan demikian, ini menunjukan bahwa merapatkan shaf dalam shalat adalah sebuah anjuran yang patut dilaksanakan oleh kaum muslimin seluruhnya, dan bukan hal yang mengada-ngada. (nisyi/syiahindonesia.com)

Berikut videonya pernyataan Said Aqil yang lebih memilih shalat bersama Iblis ketimbang mengikuti ajaran "wahabi".

https://youtu.be/lLwY4Eeeynw

Sumber: nahimunkar.com

Kami Bukan Pengikut WAHABI. kami mengikuti Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam... — 

Said Aqil Siradj dan Bocah Kampung Bercerita Genderuwo


KH Said Aqil Siradj menuding dua belas yayasan Islam sebagai yayasan Wahabi yang  mengajarkan ideologi Islam Radikal sehingga lahirlah aksi pemboman masjid Cirebon.

“Yayasan-yayasan itulah yang mengajarkan ajaran Islam radikal atau Wahabi. Pelaku bom Masjid Mapolresta Az-Zikra di Cirebon, Gus Syarifuddin adalah jebolan As-Sunnah Cirebon. Bahkan telah mengafirkan bapaknya sendiri. Begitu juga dengan pelaku pengeboman Gereja Bethel di Solo, yakni Gus Ahmad Yosefa juga merupakan alumunus As-Sunnah. Lalu pelaku bom Ritz Carlton, Syaifuddin ternyata dari Manis Lor Kuningan,” tukas Said Agil.  

Komentar kami, tudingan itu tidak urut, tidak rinci, tidak menyebut data kongkrit materi yang dia sebut ideology Islam Radikal, dan tidak ada qarinah yang sambung persis ke arah yang ia sebut melahirkan aksi pemboman masjid Cirebon. Hanya dia sebut si anu si anu pelaku bom itu keluaran yayasan anu.
 

Kalau mau bicara urut, teratur, rapi, dengan bukti konkret, dan qarinah jalur yang bersambung secara pasti (tanpa dapat diragukan lagi), maka tudingan-tudingan Said Aqil itu baru perlu dianggap untuk dapat dikategorikan sebagai ucapan yang boleh didengar. Tetapi ketika hanya seperti itu, maka tidak lebih dari bocah-bocah yang duduk-duduk (Jawa: thenguk-thenguk) di buk (jembatan) malam-malam, lalu cerita tentang Genderuwo, Wewe Gombel dan semacamnya. Di pojok sana-sana dan sana itu ada Genderuwonya, ada Wewe Gombelnya, ada perinya yang punggungya growong dan sebagainya. Alasannya, karena ada orang jatuh ketika naik sepeda malam-malam di pojokan sana itu, jatuhnya itu karena keburu-buru akibat ketakutan Genderuwo, hingga akhirnya tak dapat mengendalikan sepeda motornya dan terjebur ke jurang, lalu mati.
Bedanya, cerita yang dilontarkan bocah ini tidak ada dampak apa-apa. Temannya pun hanya menganggapnya sebagai omongan bualan belaka. Dan lain kali ketika si bocah itu bercerita lagi, maka temannya cukup bilang: prek..!!

Tetapi kalau yang “bercerita” itu seorang tokoh bergelar Kyai Haji, Professor Doktor, yang menjabat ketua umum organisasi Islam terbesar di Indonesia, walau mutunya tak lebih dari bocah yang thenguk-thenguk di buk malam-malam itu, namun sebagian orang yang memang kurang dapat berpikir, akan sedikit terpengaruh. Apalagi cerita itu disampaikan di acara resmi dengan tema mentereng, di hotel mewah, tentunya dengan biaya besar. Maka seolah yang dia ceritakan itu sesuatu yang berharga. Walau pada hakekatnya mungkin justru masih lebih mengesankan cerita Genderuwo oleh bocah yang thenguk-thenguk di buk malam-malam itu. [nahimunkar.com]